Wednesday, February 22, 2017

Ulumul Hadis (Penelitian Hadis)



           Al-Hadis merupakan sumber hukum utama sesudah Al-Quran. Seluruh umat Islam sepakat bahawa hadis Rasul merupakan sumber hukum setelah al-Quran. Keberadaan al-Hadits merupakan realitas nyata dari ajaran Islam yang terkandung dalam al-Quran. Hal ini karena tugas Rasul adalah sebagai pembawa risalah dan sekaligus menjelaskan apa yang terkandung dalam risalah yakni Al-Quran. Sedangkan Al-Hadis, hakikatnya tak lain adalah penjelasan dan praktek dari ajaran al-Quran itu sendiri. Adanya rentang waktu yang panjang antara Nabi dengan masa pembukuan hadits adalahsalah satu problem. Perjalanan yang panjang dapat memberikan peluang adanya penambahanatau pengurangan terhadap materi hadits. Selain itu, rantai perawi yang banyak juga turut memberikan kontribusi permasalahan dalam meneliti hadits sebelum akhirnya digunakan sebagai sumber ajaran agama.

      Mengingat banyaknya permasalahan, maka kajian-kajian hadits semakin meningkat sehinggakan upaya terhadap penjagaan hadits itu sendiri secara historis telah dimulai sejak masa sahabat yang dilakukan secara selektif.  Para muhaddisin, dalam menentukan dapat diterimanya suatu hadits tidak mencukupkan diri hanya pada terpenuhinya syarat-syarat diterimanya rawi yang bersangkutan.
Hal ini disebabkan karena mata rantai rawi yang teruntai dalam sanad-sanadnya sangatlah panjang.  Oleh karena itu, haruslah terpenuhinya syarat-syarat lain yang memastikan kebenaran perpindahan hadits di sela-sela mata rantai sanad tersebut. Dari sudut lain pula, adakah hadits tersebut sejalan dengan dengan ajaran al-Quran ataupun sebaliknya. Ada pula dari sudut lain, adakah hadits-hadits tersebut bersesuaian dengan fakta sejarah, fakta ilmiah dan sebagainya.
Dalam penelitian ini, penulis akan meneliti satu hadis dari Ibnu Majah yang terkait dengan talak. Penelitian ini akan meneliti tentang sanad, rawi, dan matannya. 


 Penelitian Sanad

            Dalam penelitian ini saya telah ambil satu hadis dari kitab Ibnu Majah yang terkait dengan talak.  Dan ini adalah hadisnya :

حدثنا أبو بكر بن أبي شيبة حدثنا يزيد بن هارون (ح) و حدثنا محمد بن خالد بن خداش و محمد يحيى قالا حدثنا عبدالرحمن بن مهدى حدثنا حمّاد بن سلمة عن حمّاد عن إبراهيم عن الأسواد
عن عائشة أنّ رسول الله صلّى الله و سلم قال رفع القلم عن ثلاثة عن النائم حتّى يستيقظ و عن الصغير حتّى يكْبر و عن المجنون حتّى يعقل أو يفيق
قال أبو بكر في حديثه و عن المبتلى حتّى يبْرأ [1]

أنّ القلم رفع عن ... خ حدود 22 ,, طلاق 11 ,, د حدود  17 "ت حدود 1,, جه  طلاق 15,,دى حدود 101 ,, حم 6 ..101..144[2]

Ranji Sanad Hadis


        رسول الله صلى الله عليه وسلم


     عن حمَّد


عن الأسواد      

                                                                                           

عن عائشة     

حدثنا أبي بكر بن أبي شيبة      


حدثنا يزيد بن يحيى     



حدثنا محمد بن خالد بن خداشقالا محمد بن يحي                      
        

حدثنا حمّاد بن سلمة     


حدثنا عبدالرمن بن مهدى
                                                   


ابن مجه     
 



2.1.2 Meneliti Biografi dan Jarh Wa-Ta’dil

No
Nama
Tahun wafat/
Lahir
Guru
Murid
Jarh Wa Ta’dil

Aisyah binti Abi Bakar As-Siddiq[3]
Bulan Syawal, Tahun 58
8 orang

Nabi saw,
Fatimah Az-Zahra,
Abu bakar As-Siddiq,
Al-Kasir At-Thayyib

234 orang

al-Aswad bin yazid An—Nakha’iy
Aiman Al-Makiy
Ishak Bin Umar
Ishak bin Talhah bin Ubaidillah
Az-Zuhri : sebaik-baik jami’ an-Nisa adalah ilmunya Aisyah yang afdal

2
Al-Aswad bin Yazid bin Qais An-Nakha’i[4]
Wafat di Kufah
Tahun 57

Tahun 47
15 orang

Bilal bin Rabah,
Sulaiman al-Farisi,
Aisyah,
Ummu Salamah.
14 orang

Ibrahim bin Yazid An-Nakha’iy,
Abdurrahman bin al-Aswad,
Ibrahim bin Suwaidi An-Nakhaiy,
Abu Fakhtah Sa’id bin ‘Alaqah
Muhammad bin Sa’id : Tsiqqah

Abu Thalid berkata dari Ahmad : Tsiqqah

Ishak berkata dari Yahya : Tsiqqah
3
Ibrahim bin Yazid bin Qais bin al-Aswad[5]

28 orang

Al-Aswad bin yazid
Khasaimah bin Abdurrahman
Ar-Rahil bin Khusim
Abi Ash’asak Salim Aswaz Al-Muharabiy
36 orang

Ibrahim bin Muhajir Al-Bajaliy
Hakim bin Jubair
Hammad bin Abi Sulaiman
Al-Hakam bin ‘Utaibah
Aisyah berkata : Mufti Ahlul Kufah






No
Nama
Tahun wafat / lahir
Guru
Murid
Jarh Wa Ta’dil
4
Hammad Bin Abi Sulaiman[6]
110 H
11 orang

Ibrahim An-Nakhaiy
Anas bin Malik
Zaid bin Wahb
Said bin Jubair
30 orang

Ismail bin Hammad bin Abi Sulaiman
Jarir bin Ayyub Al-Bajaliy
Hafs bin Umar Qais Halab
Al-Hakim bin Utaibah

Yahya bin Ma’in : Tsiqqah

Dari Aisyah : Himmad menghafaz hukum


5.
Hammad bin Salamah bin Dinar Al-Basriyyu[7]
176 H
131 orang

Al-Azraq bin Qais
Hammad bin Abi Sulaiman
Ishak bin Suwaid al-Adawiy
Anas bin Siran


94 orang

Abdurrahman bin Mahdi
Adam bin Aqas
Ishak bin Umar Salith
Ibrahim bin Al-Hajjaj As-Sami

Yahya : Hammad terbaik dalam hadis

Abi Abdullah : Hammad bin Salamah adalah rawi yang terbaik

Hujjaj bin al-Mahli :
6
Abdurrahman bin Mahdi bin Hassan bin Abdurrahman Al-Anbiyyu[8]

81 orang

Hammad bin Salamah
Al-Aswad bin Sya’ban
Ibrahim bin Said Az-Zuhri
Aban bin Yazzid Al-Attor
72 orang

Ibrahim bin Muhammad bin  ‘Ur’arah
Ahmad bin Ibrahim Ad-Dauraqiy
Ahmad bin Sinan Al-Qattan
Muhammad Yahya Az-Zahili
Ismail As-Salt bin  Abi Maryam : Abdurrahman bin Mahdi khatam pada setiap 2 malam, wiridnya pada setiap malam dan membaca setengah dari tebalnya al-quran






No
Nama
Tahun wafat / lahir
Guru
Murid
Jarh Wa Ta’dil
7
Muhammad bin Yahya bin Abdullah bin Khalid bin Faris bin Dzuaib Az-Zuhli[9]

152 orang

Yazid bin Harun
Abdurrahman bin Mahdi
Ibrahim bin Hamzah Az-Zubairi
Ahmad Kholid Al-Wahbi
38 orang

Muhammad bin kholid
Ja’far bin Muhammad bin Musa An-Naisaburry
Said bin al-Hakam bin Abi Maryam
Abu Hatim
Abdurrahman bin Abi Hatim : Tsiqqoh , Sodduq, Imam

Al-Hafiz Abu Bakar Al-Khotib : satu-satunya Imam yang arif, tsiqqoh
8
Muhammad bin Kholid bin Khidash bin Ajlan Al-Muhallabi[10]

7 Orang

Ismail bin ‘Ulayyah
Abihi kholid bin Khidash
Abdurrahman bin Mahdi
Ubaid bin Waqad
29 Orang

Ibnu Majah
Ibrahim bin Ishak Al-Harbi
Muhammad bin Yusuf bin ‘Asim
Abu Hafs Arraqqam
Ibnu Hibban dalam kitabnya : tsiqqah
9
Yazid bin Harun bin Dzazi[11]
Lahir : 118 H
117 H

Wafat: 206 H
208 H
207 H
91 orang

Hammad bin Salamah
Ibrahim bin Sa’ad Az-Zuhri
Ismail bin Ayyas
Malik bin Anas
112 orang

Hatim bin Maimun
Muhammad Yahya Az-Zuhli
Ziyad bin Ayub
Ibrahim bin Ya’kub Al-Jurajani
Al-‘Ajli : Tsiqqah

‘Ali bin al-Maidini : tsiqqah

Yahya bin Ma’in : Tsiqqah

Abu Hatim : Tsiqqah, Imam Sodduq







No
Nama
Tahun wafat / lahir
Guru
Murid
Jarh Wa Ta’dil
10
Abdullah bin Muhammad bin Ibrahim bin ‘Usman bin Khawasati Al-‘Absi[12]
153 H
108 H
107 H
123 orang

Yazid Bin Harun
Suwaidi bin Amru Al-Kalbiy
Ahmad bin Ishak Al-Hadrawiy
Abi Usamah Hamzah bin Usamah
47 orang

Muslim
Abu Dawud
Ibnu Majah
Al-Bukhari
Yahya Al-Himani : Ahli ilmu, sodduq

Al-‘Ajliy, Abu Hatim, Ibnu Khirah : Tsiqqah

Al-‘Ajliy : hafiz dalam hadis



2.1.3 Biografi Perawi dan Ketersambungan Sanad

1. Aisyah
            Nama lengkapnya adalah Aisyah binti Abi Bakar As-Siddiq yang di juluki salah satu nama Ummul Mukminin. Tidak ditemukan data kelahirannya, akan tetapi ada yang berpendapat Aisyah wafat pada tahun ke 57 H dan ada yang mengatakan Aisyah wafat pada bulan Syawal tahun ke-58 H.
            Terdapat lebih kurang 8 orang guru Aisyah yang sekaligus terdapat periwayatan dari suaminya sendiri yaitu Rasulullah saw. Jadi ketersambungan sanad tidak usah diragukan karena Aisyah sanad itu sambung kepada Rasulullah saw. Empat di antara guru-gurunya adalah dari ayahnya sendiri yaitu, Abi Bakar As-Siddiq, Fatimah Az-Zahra, Ummu Salamah, dan Umar bin Khattab. Sedangkan sederetan nama-nama muridnya yang berjumlah 234 orang di antaranya ialah Al-Aswad bin Yazzid An-Nakhaiy, Ishak bin Umar, Aiman Al-Makiy, dan Ishak bin Talhah bin Ubaidillah.

2. Al-Aswad
            Nama lengkapnya ialah Al-Aswad bin Yazid bin Qais An-Nakhaiy. Tidak ditemukan data yang berkenaan dengan tanggal kelahiran atau bulan kelahirannya. Akan tetapi ada yang berpendapat tahun wafatnya Al-Aswad ini adalah pada tahun 75 H da nada juga yang mengatakan pada tahun 74 H.
            Terdapat lebih kurang 15 orang guru kepada Al-Aswad empat di antaranya ialah dari Aisyah sendiri, Bilal Bin Rabah, Abu Musa Al-Asy’ari, dan Umar bin Khattab. Dari segi ketersambungan sanadnya itu pada gurunya bersambung dan tidak usah diragukan lagi. Manakala murid dari al-Aswad adalah sebanyak 14 orang dan empat diantaranya ialah Ibrahim bin Suwaidi An-Nakhaiy, Ibrahim bin Yazid An-Nakhaiy, Riyah bin al-Haris An-Nakhaiy, dan Abdurrahman bin al-Aswad bin Yazid.
3. Ibrahim
            Nama sebenarnya adalah Ibrahim bin Yazid bin Qais bin Al-Aswad bin Amru bin Rabi’ah bin Zuhal bin Sa’id bin Malik bin An-Nakha’ An-Nakha’iy Abu Iman. Perawi ini tidak ditemukan data yang mengatakan tahun kelahirannya. Akan tetapi ada ditemukan data wafatnya Ibrahim pada tahun 74 H, ada yang mengatakan pada tahun 85 H da nada juga yang berpendapat Ibrahim wafat pada tahun 69 H.
            Terdapat lebih kurang 28 orang guru dari Ibrahim dan empat di antaranya ialah Al-Aswad bin Yazid, Kha’saimah bin Abdurrahman, Ar-Rahi’ bin Khusim, dan Abi Ash-Sha’a Salim bin Aswaz al-Muharabi. Dari segi ketersambungan sanadnya kepada gurunya itu bersambung dan tidak diragukan. Manakala jumlah muridnya ada 36 orang dan empat diantaranya adalah Hammad bin Abi Sulaiman, Hakim bin Jubair, Al-Hakam bin Utaibah, dan Al-Hasan bin Ubaidillah An-Nakha’iy.
4. Hammad
            Nama sebenarnya adalah Hammad bin Abi Sulaiman. Tidak terdapat data yang mengatakan tanggal dan tahun kelahirannya. Terdapat data tentang wafatnya Hammad yaitu pada 110 H, da nada juga yang mengatakan pada 119 H.
            Hammad mempunyai 11 orang guru dan empat diantaranya ialah Ibrahim An-Nakha’iy, Anas bin Malik, Zaid bin Wahb dan Said bin Jubair. Dari segi ketersambungan sanad, Hammad nyambung dengan gurunya yaitu Ibrahim An-Nakhaiy. Ibarahim sering dijuluki dengan An-Nakha’iy dengan adik bradik nya yang lain. Manakala muridnya terdapat 30 orang dan empat diantaranya ialah Ismail bin Hammad bin Abi Sulaiman, Jarir bin Ayub Al-Bajaliy, Hammad bin Salamah, dan Hafs bin Umar bin Qasi Halab.

5. Hammad bin Salamah
            Nama lengkapnya adalah Hammad bin Salamah bin Dinar Al-Basyriyu. Tidak ditemukan data tentang tanggal atau tahun kelahirannya akan tetapi ditemukan data tentang data kewafatannya yaitu pada tahun 176 H.
            Terdapat lebih kurang 131 orang guru dari Hammad dan empat diantaranya ialah Al-Azraq bin Qais, Hammad bin Abi Sulaiman, Anas bin Siran, dan Ishak bin Abdullah bin Abi Talhah. Ketersambungan sanad pada rawi ini mempunyai ketersambungan melalui gurunya Hammad ini yaitu Hammad bin Abi Sulaiman serta tidak diragukan. Manakala muridnya pula terdapat 94 orang yaitu empat diantaranya ialah Ibrahim bin Al-Hajjaj As-Sami’, Adam bin Abi Aqas, Abdurrahman bin Mahdi, dan Ishak bin Umar bin Salith.

6. Abdurrahman bin Mahdi
            Nama lengkapnya adalah Abdurrahman bin Mahdi bin Hassan bin Abdurrahman Al-Anbariyyu. Tidak terdapat maklumat tentang tanggal dan tahun kelahiran akan tetapi ditemukan data yang terkait dengan tahun kewafatannya yaitu pada tahun 189 H.
            Terdapat 81 orang guru dan empat daripadanya ialah Hammad bin Salamah, Al-Aswad bin Sya’ban, Ibrahim bin Said Az-Zuhri dan Aban bin yazid Al-Attor. Di sini jelas ketersambungan sanadnya pada gurunya yang bernama Hammad bin Salamah jadi tidak diragukan lagi bahawa ianya sambung sanadnya. Dan manakala muridnya ada 72 orang dan empat daripadanya ialah Muhammad bin Yahya bin Az-Zuhli, Ibrahim bin Muhammad bin ‘ur’arah, Ahmad bin Ibrahim Ad-Dauraqiy, dan Ahmad bin Sinan Al-Qattari.

7.  Muhammad bin Yahya
            Nama sebenarnya ialah Muhammad bin Yahya bin Abdulah bin Khalid bin Faris bin Dzuaib Az-Zuhli. Beliau wafat pada tahun 275H dan tidak terdapat data yang terkait dengan tahun kelahiran beliau.
            Beliau mempunyai 152 orang guru dan empat daripadanya ialah Yazid bin Harun, Abdurrahman bin Mahdi, Ahmad bin Kholid dan Ibrahim bin Hamzah Az-Zubairi. Ketersambungan sanad dengan gurunya jelas sambung dengan gurunya yang bernama Abdurrahman bin Mahdi. Manakala muridnya berjumlah 38 orang dan empat daripadanya adalah Muhammad bin Kholid, Abu Hatim, Said bin Al-Hakam bin Abi Maryam, dan Muhammad Ishak bin As-Saqofi.

8. Muhammad bin Kholid bin Khidash
            Nama sebenar beliau adalah Muhammad bin kholid bin khidash bin Ajlan Al-Muhallabi. Tidak ditemukan data tentang kelahiran dan kewafatan beliau.
            Beliau mempunyai 7 orang guru diantaranya ialah Ismail bin Ulayyah, Ubaid bin Waqad, Abihi Kholid bin khidash, dan Abdurrahman bin Mahdi. Sanadnya jelas mempunyai ketersambungan karena sambung dengan gurunya Abdurrahman bin Mahdi. Manakala muridnya terdapat 29 orang dan empat daripadanya ialah Ibnu Majah, Abu Hafs Arraqqam, Ibrahim bin Ishak Al-Harbi, dan Muhammad bin Yusuf bin ‘Asim.

9. Yazid bin Harun
            Nama sebenar beliau adalah Yazid bin Harun bin Dzazi. Beliau lahir pada tahun 118 H dan juga yang mengatakan pada tahun 117 H. tahun wafatnya beliau ialah pada tahun 217 H dan ada yang mengatakan 7 atau 88 pada tahun setelahnya.
            Beliau mempunyai 91 orang guru dan empat daripadanya ialah Hammad bin Salamah, Malik bin Anas, Ismail bin Ayyas, dan Ibrahim bin Sa’ad Az-Zuhri. Dan manakala muridnya ada 112 orang dan empat daripadanya ialah Hatim bin Maimun, Muhammad bin Yahya Az-Zuhli, Ziyad bin Ayub, dan Ibrahim bin Ya’kub Al-Jurajani.

10.  Abi Bakr bin Abi Shaibah
            Nama sebenar beliau ialah Abdullah bin Muhammad bin Ibrahim bin ‘Usman bin Khawasatiy al-Absi. Beliau sememangnya dijuluki dengan nama Abi Bakr bin Abi Shaibah. Tidak terdapat data mengatakan tahun kelahiran beliau akan tetapi ada pada tahun kewafatannya. Beliau dikatakan wafat pada tahun 253 H.
            Beliau mempunyai 123 orang guru dan empat daripadanya ialah Yazid bin Harun, Suwaidi bin Ishak Al-Hadrawiy, Abu Usamah Hamzah bin Usamah dam Suwaidi bin Amtu Al-Kalby. Mempunyai ketersambungan sanad dengan gurunya yaitu Yazid bin Harun. Manakala beliau juga mempunyai murid yang berjumlah 47 orang diantaranya ialah, Bukhari, Muslim, Abu Dawud dan Ibnu Majah.

2.1.4 Penelitian Maratib Jarh Wa Ta’dil Setiap Rawi
1.  Aisyah
            Penilaian para kritik hadis pada peribadi Aisyah binti Abi Bakar, Aisyah merupakan isteri kepada Nabi saw dan beliau sendiri banyak meriwayatkan hadis dari suaminya sendiri. Az-Zuhri berkata, kalau ilmu nya Aisyah itu datangnya dari ilmu suaminya Nabi saw dan sebaik-baik jami’ itu adalah jami’ an-Nisa dan ilmunya Aisyah paling afdal.
            Aisyah juga merupakan diantara wanita yang disenaraikan yang terbaik ilmu hadisnya. Oleh itu tidak diragui hadis-hadis yang diriwayatkan oleh nya. Dan tingkatan Ta’dilnya adalah yang paling tsiqqah.

2. Al-Aswad
            Al-Aswad adalah seorang yang dikenal banyk menunaikan haji. Menurut beberapa ahli sejarah, kunjungannya ke Baitullah lebih dari 80 kali baik untuk melaksanakan haji maupun umrah. Ia juga banyak berpuasa dan shalat. Ia selalu ingin dekat dengan Rasulullah SAW. Aswad bin Yazid berasal dari keluarga berilmu. Penilaian kritik kepada beliau, Abu Thalib dengan kritiknya tsiqqoh dan mengatakan ahli yang terbaik. Manakala yahya mengatakan tsiqqoh dan Muhammad juga berkata beliau juga tsiqqoh.

3. Ibrahim
            Ibrahim adalah seorang yang rajin beribadah dan istiqamah dalam menuntut ilmu. Menurut Ahmad bin Abdullah Al-‘Ajli mengatakan , beliau tidak akan  menerima hadis ahad dari sahabat Nabi Saw. Dan pendapat Aisyah tentang Ibrahim adalah Aisyah mengatakan dan mufti ahli kufah yaitu ash-sha’bi mengatakan Ibrahim seorang lelaki yang soleh. Tidak hanya menguasai kajian hadis dan persoalan intelektual an-sich, Ibrahim juga rajin beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah swt. Beliau dikenal getol berpuasa Nabi Daud. Jika tengah malam kebanyakan  manusia terlelap dalam mimpi, Ibrahim justru khusyuk melaksanakan shalat malam (qiyamullail).

4. Hammad bin Abi Sulaiman
            Hammad merupakan golongan tabi’in yang biasa. Penilaian para kritik hadis terhadap Hammad ini ialah dari Yahya bin Ma’in dengan predikat tsiqqah. Menurt Al-Ajli juga dengan membawa predikat tsiqqah, manakala Adz-Zahabi mengatakan beliau tsiqqah imam dan seorang mujtahid. Jadi tidak perlu diragukan lagi rawi ini karna komentar ulama semuanya mengatakan ketsiqqahhan Hammad. Dan beliau juga seorang mujtahid yang mengeluarkan hukum.

5. Hammad bin Salamah
            Hammad bin Salamah adalah seorang imam dan panutan bagi kaumnya, beliau merupakan guru Islam terbesar pada zamannya. Hamad adalah ayah dari Salah al-Bashri yang merupakan ahli Nahwu, dan seorang penjual benih. Dia adalah budak dari keluarga Rabi’ah bin Malik dan merupakan anak dari saudara perempuan Humaid Ath-Thawil. Penilaian kritikus hadis terhadap Hammad bin Salamah ini menurut Yahya bin Ma’in dengan predikat nya tsiqqah. Dari Sha’bah mengatakan Hammad , saya menghafaz hukum yaitu bersama menghafaz dengan Hammad. Dan berkata Yahya bin Sa’id, saya bertanya Humaid tentang hadis hasan. Lalu dijawabnya. Saya tidak menghafaznya. An-Nasa’I juga membawa predikat kepada beliau juga seorang rawi yang tsiqqah.

6. Abdurrahman Bin Mahdi
            Ali bin Al-Madini mengatakan, “Manusia yang paling paham tentang hadis adalah Abdurrahman bin Mahdi.” Ayub Al-Mutawakil mengatakan, “Jika kami ingin membandingkan dunia dengan agama maka kami datang ke rumah Abdurrahman bin Mahdi.” Muhammad bin Abu Bakar Al-Muqadami mengatakan, “Saya tidak pernah melihat seorang pun, yang lebih teliti terhadap sesuatu yang dia dengar dan terhadap hadis, melebihi Abdurrahman bin Mahdi.” Al-Qawariri mengatakan, “Dua puluh ribu hadis didiktekan kepada saya oleh Ibnu Mahdi dengan hafalan.” Ahmad bin Sinan mengatakan, “Ketika Abdurrahman bin Mahdi menyampaikan kajian, tidak ada satu pun orang yang berbicara, menajamkan pensilnya, dan tidak ada yang berdiri. Seolah-olah di atas kepala mereka ada burung atau seolah-olah mereka sedang shalat. Bacaan beliau setiap malam adalah setengah Alquran.”. Abdurrahman bin Mahdi dikatakan tsiqqah yang terbanyak dalam hadis.

7. Muhammad bin Yahya
            Al-Hafiz Abu Bakar Al-Khotib berkata, Muhammad bin Yahya adalah satunya Imam yang arif dan tsiqqah. Muhammad bin Yahya adalah seorang yang hufaz yaitu hafidz dan tsiqqah menurut  Abu Al-Abbas. Dan merupakan rawi yang mukmin dalam hadis. Menurut pandangan ulama yang lainnya beliau adalah seorang Imam bagi kaum muslimin dan shoduq.

8. Muhammad bin Kholid bin Khidash
            Di dalam kitab tahzibul kamal, tidak banyak pendapat dan komentar ulama tentang rawi ini. Akan tetapi , Ibnu Hibban berkata dalam kitabnya. Ibnu Hibban mempredikatkan beliau seorang yang tsiqqoh.

9. Yazid bin Harun
            Menurut penilaian kritikus terhadap Yazid bin Harun, dari Yahya mempredikatkan sebagai seorang yang tsiqqah. Abu Hatim berkata, beliau seorang yang tsiqqoh, Imam Shoduq dan Al-Ajli juga mempredikatkan beliau juga seorang yang tsiqqoh. Jadi tidak ada keraguan tentang rawi ini.

10. Abi Bakr Bin Abi Shaibah
            Amr bin Ali Al-Fallas menyatakan : “Aku belum pernah melihat orang yang lebih kuat hapalannya daripada Abu Bakr bin Abi Syaibah. Dia datang kepada kami bersama ‘Ali Al-Madini, kemudian membacakan 400 hadits dengan cepat dan hapal di hadapan Syaibani, kemudian berdiri dan pergi”. ahya bin Abdul Hamid Al-Himami mengatakan : “Anak-anak Ibnu Abi Syaibah adalah para ulama. Mereka berdesak-desakan dengan kami ketika belajar dari setiap muhaddits. Imam Ahmad bin Hanbal berkata : “Abu Bakr seorang yang sangat jujur (shaduq) dan lebih aku sukai daripada saudaranya, ‘Utsman”. Imam Ahmad bin Abdillah Al-‘Ijli mengatakan : “Abu Bakar adalah seorang yang tsiqah (terpercaya), ia juga seorang hafizh (penghapal) hadits”.

2.1.5 Penilaian terhadap kualitas sanad hadis
            Seluruh perawi berpredikat tsiqqah dan tidak seorang pun myang menilainya jarh. Kendati ada di antaranya yang menduduki ta’dil tertinggi. Namun ada permasalahan berkenaan guru pada rawi ke – 9 akan tetapi gurunya ada pada muridnya rawi ke-9. Namun demikian adanya relasi guru murid dan murid guru di antara mereka serta masa hidup mereka yang memungkinkan mereka bertemu langsung. Maka penulis membuat kesimpulan bahwa sanad pada hadis ini bersambung.

2.2 Penelitian Matan

2.2.1 Hadis dengan Ayat Quran
حدثنا أبو بكر بن أبي شيبة حدثنا يزيد بن هارون (ح) و حدثنا محمد بن خالد بن خداش و محمد يحيى قالا حدثنا عبدالرحمن بن مهدى حدثنا حمّاد بن سلمة عن حمّاد عن إبراهيم عن الأسواد
عن عائشة أنّ رسول الله صلّى الله و سلم قال رفع القلم عن ثلاثة عن النائم حتّى يستيقظ و عن الصغير حتّى يكْبر و عن المجنون حتّى يعقل أو يفيق
"dari Aisyah ra Bahwa Nabi saw bersabda : “pena diangkat dari tiga orang (malaikat tidak mencatat apa-apa dari tiga orang) yaitu orang yang tidur hingga ia bangun, anak kecil hingga ia dewasa dan orang gila  hingga ia berakal normal atau sembuh.”


أَيُّهَا النَّبِيُّ إِذَا طَلَّقْتُمُ النِّسَاءَ فَطَلِّقُوهُنَّ لِعِدَّتِهِنَّ وَأَحْصُوا الْعِدَّةَ وَاتَّقُوا اللَّهَ رَبَّكُمْ لَا تُخْرِجُوهُنَّ مِنْ بُيُوتِهِنَّ وَلَا يَخْرُجْنَ إِلَّا أَنْ يَأْتِينَ بِفَاحِشَةٍ مُبَيِّنَةٍ وَتِلْكَ حُدُودُ اللَّهِ وَمَنْ يَتَعَدَّ حُدُودَ اللَّهِ فَقَدْ ظَلَمَ نَفْسَهُ لَا تَدْرِي لَعَلَّ اللَّهَ يُحْدِثُ بَعْدَ ذَلِكَ أَمْرًا
Wahai Nabi, Apabila kamu menceraikan ister-isterimu, maka hendaklah kamu ceraikan pada waktu mereka dapat (menghadapi) iddahnya (yang wajar), dan hitunglah waktu iddah itu serta bertakwalah kepada Allah Tuhanmu, janganlah kamu keluarkan mereka dari rumah dan janganlah (diizinkan) keluar kecuali jika mereka mengerjakan perbuatan yang keji dengan jelas. Itulah hukum-hukum Allah dan barangsiapa yang melnggar hukum-hukum Allah, maka sesungguhnya dia telah berbuat zalim terhadap dirinya sendiri. kamu tidak mengetahui barangkali setelah itu Allah mengadakan sesuatu ketentuan yang baru. “[13]

            Ayat al-Quran ini jelas mengatakan tentang masa kalau hendak menjatuhkan talaq. Boleh ditafsirkan dengan bersama hadis ini, bahwa talaq itu tidak boleh jatuh atau sah kalau keadaan tidak waras seperti sedang tidur. Dalam hadis itu jelas mengatakan bahawa tidak dicatat sesuatu perbuatan oleh malaikat yaitu orang yang tidur, ini berarti talaq tidak jatuh pada saat waktu tidak sesuai. Maka hadis dengan ayat quran ini boleh penulis katakan selari dengan jalan hukum jatuhnya talak. Dan tidak mungkin talaq itu jatuh dalam keadaan tidak sadar. Bisa dikatakan orang yang hamil mau ditalakkan, harus menunggu wanita itu melahirkan dan baru jatuh talak. Makanya itu penulis katakan hal ini selari dengan ayat quran. Bisa dijadikan penguat hujjah.


2.2.2 Hadis dengan Hadis

 حدثنا أبو بكر بن أبي شيبة حدثنا يزيد بن هارون (ح) و حدثنا محمد بن خالد بن خداش و محمد يحيى قالا حدثنا عبدالرحمن بن مهدى حدثنا حمّاد بن سلمة عن حمّاد عن إبراهيم عن الأسواد
عن عائشة أنّ رسول الله صلّى الله و سلم قال رفع القلم عن ثلاثة عن النائم حتّى يستيقظ و عن الصغير حتّى يكْبر و عن المجنون حتّى يعقل أو يفيق
"dari Aisyah ra Bahwa Nabi saw bersabda : “pena diangkat dari tiga orang (malaikat tidak mencatat apa-apa dari tiga orang) yaitu orang yang tidur hingga ia bangun, anak kecil hingga ia dewasa dan orang gila  hingga ia berakal normal atau sembuh.”


دَّثَنَا هَنَّادٌ عَنْ أَبِي الْأَحْوَصِ ح و حَدَّثَنَا عُثْمَانُ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ حَدَّثَنَا جَرِيرٌ الْمَعْنَى عَنْ عَطَاءِ بْنِ السَّائِبِ عَنْ أَبِي ظَبْيَانَ قَالَ هَنَّادٌ الْجَنْبيُّ قَالَ أُتِيَ عُمَرُ بِامْرَأَةٍ قَدْ فَجَرَتْ فَأَمَرَ بِرَجْمِهَا فَمَرَّ عَلِيٌّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ فَأَخَذَهَا فَخَلَّى سَبِيلَهَا فَأُخْبِرَ عُمَرُ قَالَ ادْعُوا لِي عَلِيًّا فَجَاءَ عَلِيٌّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ فَقَالَ يَا أَمِيرَ الْمُؤْمِنِينَ لَقَدْ عَلِمْتَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ رُفِعَ الْقَلَمُ عَنْ ثَلَاثَةٍ عَنْ الصَّبِيِّ حَتَّى يَبْلُغَ وَعَنْ النَّائِمِ حَتَّى يَسْتَيْقِظَ وَعَنْ الْمَعْتُوهِ حَتَّى يَبْرَأَ وَإِنَّ هَذِهِ مَعْتُوهَةُ بَنِي فُلَانٍ لَعَلَّ الَّذِي أَتَاهَا وَهِيَ فِي بَلَائِهَا قَالَ فَقَالَ عُمَرُ لَا أَدْرِي فَقَالَ عَلِيٌّ عَلَيْهِ السَّلَام وَأَنَا لَا أَدْرِي
Pena pencatat amal & dosa itu diangkat dari tiga golongan; anak kecil hingga ia balig, orang tidur hingga ia bangun & orang gila hingga ia waras. Dan wanita ini adl wanita gila dari bani Fulan. Mungkin saja perzinaan itu terjadi disaat gilanya kambuh. Umar menanggapi, Aku tak tahu. Ali langsung menimpali, Aku juga tak tahu.”[14]

            Telah menceritakan kepada kami Hannad dari Abu Al Ahwash dalam jalur lain disebutkan Telah menceritakan kepada kami Utsman bin Abu Syaibah] berkata, telah menceritakan kepada kami Jarir secara makna, dari Atha bin As Sa`ib dari Abu Zhabyan berkata; Hannad Al janbi berkata, "Pernah didatangkan kepada Umar seorang wanita yang berbuat zina, lalu ia memerintahkan agar wanita itu dirajam. Ketika Ali radliallahu 'anhu lewat, ia mengambil wanita itu dan melepaskannya. Umar lalu diberi kabar dengan kejadian tersebut, ia lantas berkata, "Pangilkanlah Ali agar ia menemuiku." Ali radliallahu 'anhu kemudian datang dan berkata, "Wahai Amirul Mukminin, engkau telah mengetahui bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah bersabda: "Pena pencatat amal dan dosa itu diangkat dari tiga golongan; anak kecil hingga ia baligh, orang tidur hingga ia bangun dan orang gila hingga ia waras." Dan wanita ini adalah wanita gila dari bani Fulan. Mungkin saja perzinaan itu terjadi disaat gilanya kambuh." Umar menanggapi, "Aku tidak tahu." Ali langsung menimpali, "Aku juga tidak tahu.”

            Hadis dengan hadis ini sama maksudnya tapi di hujung ayat hadis mengatakan untuk orang yang berzina. Hadis yang diteliti berkenaan jatuh talak ketika tidak waras. Ini berkenaan orang yang berzina dalam keadaan gila. Bisa saja disamakan dengan talaq, talaq tidak akan berlaku sekiranya dalam keadaan gila.


2.3 Pemahaman Hadis
            Talak seseorang yang sedang tidur tidak akan terjadi dan tidak dihitung jatuh talak, karena ketiadaan maksud dari orang tersebut. Maka jika seseorang yang sedang tidur berbicara atau mengigau dengan kata talak tanpa ada maksud dan niat untuk melafadzkannya. Talaknya tidak jatuh, karena sesungguhnya lafadl-lafadl talak itu akan diperhitungkan dalam syari’at jika bersumber dari orang yang dalam kesadaran penuh dan memiliki tujuan dalam mengungkapkannya, sedang orang yang tidur tidak sadar apa yang dia ucapkan dan tidak punya maksud dalam mengucapkannya.
            Dalam kasus ini, suami bermimpi dalam tidur bahwasannya istrinya berada disampingnya lalu menceraikannya, dan dalam mimpi tersebut si suami merespon pembicaraan dan pertanyaan istri dengan ungkapan yang tidak layak, dan setelah diketahui ternyata si suami telah menceraikannya dengan tiga kali talak, sekali lagi hal itu terjadi didalam mimpi.
            Dan sebagaimana kejadian talak yang dilakukan saat tidur, sebagaimana kondisi yang disebutkan diatas yaitu si suami terbangun dan langsung menceraikan istrinya, maka sesungguhnya si suami tidak memiliki beban kecuali apa yang si suami mampu mencerna dan memahami perkataan yang si suami ungkapkan, adapun apa yang disebutkan terdahulu yaitu sebelum kesadaran betul-betul sempurna atau belum bisa berfikir secara fokus atau belum mampu untuk mengambil sebuah keputusan. Maka sesungguhnya yang demikian tersebut tidak diperhitungkan
            Orang yang menjatuhkn talak itu sudah mukallaf, baligh dan berakal sehat. Tidak sah talaknya anak kecil, orang gila dan orang-orang yang sedang tidur.  Seperti yang disebutkan dalam Fath Al-Qarib, hanya 4 orang saja yang tidak jatuh talaknya yaitu anak kecil, orang gila, orang Tidur dan orang yang dipaksa.[15]

KESIMPULAN
            Hadits adalah segala perkataan (sabda), perbuatan dan ketetapan dan persetujuan dari Nabi Muhammad SAW yang dijadikan ketetapan ataupun hukum dalam agama Islam. Hadits dijadikan sumber hukum dalam agama Islam selain Al-Qur'an, Ijma dan Qiyas, dimana dalam hal ini, kedudukan hadits merupakan sumber hukum kedua setelah Al-Qur'an.
            Melalui penelitian ini penulis bisa memahami bagaimana cara untuk mengetahui metode meneliti hadis itu sambung sanad atau tidak, rawinya tsiqqah atau tidak. Dari situ penulis bisa mengetahui dan bisa mengetahui sesebuah hadis itu dalam kualitas sahih ataupun tidak.
            Dalam metode ini juga, bisa diketahui klasifikasi hadis itu diterima atau ditolak. Kategori tingkat keaslian hadis adalah klasifikasi yang paling penting dan merupakan kesimpulan terhadap tingkat penerimaan atau penolakkannya. Sanad suatu hadis dianggap tidak bersambung apabila terputus salah seorang atau lebih dari rangkaian rawinya. Boleh jadi rawi yang dianggap putus adalah rawi yang dhaif sehingga hadis yang bersangkutan tidak sahih.


DAFTAR PUSTAKA

1.      Al-Quran , surah At-Talaq Ayat 1
2.      Kitab Sunan Ibnu Majah, Jilid 2, bab talak, Halaman 280
3.      Al-Mu’jam Mufahras , Jilid 2, halaman 680
4.      Tahzibul Kamal Fii asmai Ar-Rijal
5.      Kitab Sunan Abu Dawud, Hadis ke-3824
6.      Tim Penulis Fathul Qarib , “Fath Al-Qarib”, cetakan 1, diterbitkan oleh Anfa’ Press, Tahun 2015



[1] Kitab Sunan Ibnu Majah, Jilid 2, bab talak, Halaman 280
[2] Al-Mu’jam Mufahras , Jilid 2, halaman 680
[3] Tahzibul Kamal Fii asmai Ar-Rijal, Kitab An-Nisa’, Jilid 22, Halaman 378
[4] Tahzibul Kamal Fii asmai Ar-Rijal, Jilid 3, Halaman 233
[5] Tahzibul Kamal Fii asmai Ar-Rijal, Jilid 2, Halaman 233
[6] Tahzibul Kamal Fii asmai Ar-Rijal, Jilid 7, Halaman 269
[7] Tahzibul Kamal Fii asmai Ar-Rijal, Jilid 7, Halaman 253
[8] Tahzibul Kamal Fii asmai Ar-Rijal, Jilid 17, Halaman 430
[9] Tahzibul Kamal Fii asmai Ar-Rijal, Jilid 26, Halaman 617
[10] Tahzibul Kamal Fii asmai Ar-Rijal, Jilid 25, Halaman 135
[11] Tahzibul Kamal Fii asmai Ar-Rijal, Jilid 31, Halaman 261
[12] Tahzibul Kamal Fii asmai Ar-Rijal, Jilid 16, Halaman 34
[13] Al-Quran , surah At-Talaq Ayat 1
[14] Kitab Sunan Abu Dawud, Hadis ke-3824
[15] Tim Penulis Fathul Qarib , “Fath Al-Qarib”, cetakan 1, diterbitkan oleh Anfa’ Press, Tahun 2015

No comments:

Post a Comment

Pendidikan Menurut Perspektif Islam

Bagi umat Islam, al-Qur’an berfungsi sebagai penuntun kehidupan menuju jalan yang benar demi memperoleh kebahagiaan di dunia dan di a...